GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH di INDONESIA
LATAR BELAKANG HISTORIS
Sumatera
Kawasan Selatan (SUMKASEL)
adalah suatu daerah yang luas, meliputi
5 (lima) provinsi antara lain : Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Jambi dan Ke -
pulauan Babel ( Bangka –
Belitung). Di kelima provinsi yang luas ini kebanyakan pen-
duduk beragama Islam.
Pada awal pekerjaan
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia, Daerah Suma
Tera Kawasan Selatan
termasuk wilayah pelayanan Jawa Barat yang berpusat di Ba-
via. Tetapi sebelumnya,
daerah ini termasuk wilayah Sumatera, berpusat di Padang
yang diorganisasi tahun
1913 dipimpin B. Judge.
PERINTISAN
DI LAMPUNG
Sekalipun demikian, pekabaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
belum menyentuh daerah ini sampai ta-
hun 1922. Baru kemudian Pendeta Wood yang ditempatkan di Tanjung
Karang (Lampung) tahun 1923
mulai membawa pekabaran gereja itu, mula-mula melalui Majalah
Pertandaan Zaman. Pendeta Wood ber-
hasil menanamkan bibit kebenaran hingga bersama 3 orang temannya
yang lain, Merukh dibaptiskan oleh
Pendeta Zimmermann tahun
1923. Merekalah yang menjadi buah sulung di Lampung.
Kemudian pekerjaan penginjilan meluas di Way Hui (lampung) hingga
diorganisasinya kumpulan di sana ta-
hun 1926. Selanjutnya meluas ke Tambangbesi, Kedaton, Sereng dan
Sabalang.
Sementara di Sarirejo (Lampung Selatan) dimulai dengan mujizat
tahun 1989, yakni ketika Elias Subakir da-
pat menangkap gelombang siaran radio Advent dari Guam dan
mendengar kebenaran injil melalui siaran ra-
dio terrsebut. Selanjutnya di follow up oleh FJ Wuysang
hingga dibaptiskan.
Dan di Mesuji dibuka sekitar tahun 1995 dengan dimenangkannya 3
pendeta Pentakosta oleh FJ Wuysang
dan Joko Utomo yang telah matang belajar, yakni : Yohanes
Suparlan, Yohanes Rubiman dan Yuswanto.
Dibaptiskan pada tanggal
30 Desember 1995 oleh Pendeta Alex Henndriks.
PERINTISAN DI PALEMBANG
Dari Lampung, pengembangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ke
Palembang dimulai oleh Evangelist
Literature (EL) yang
datang dari Padang tahun 1927. Pada tahun yang sama seorang Guru Injil bernama
Lauw Djoe Djim telah datang pula ke Palembang. Dia dibantu oleh
Tjong Kam Tjoe. Mereka bekerja menga-
jarkan Injil ke tengah-tengah masyarakat Tionghoa. Untuk pada
awalnya, usaha mereka berhasil mengorga-
nisasi kumpulan di sebuah kolong rumah Palembang milik seorang
Tionghoa di 16 Ilir, dekat Gudang Geo
Wehry.
Selanjutnya usaha yang sungguh dan doa yang tekun dari penginjil
itu, lima orang terbuka hatinya menerima
pekabaran dan dibaptiskan,
yaitu : HN Akip, Tahalea, Anna Mahantouw dan 2 orang Tionghoa. Upacara bap-
tisan dilaksanakan oleh pendeta yang datang dari Padang.
PERINTISAN DI BENGKULU
Wilayah Bengkulu, Bintuhan, Manna adalah wilayah pelayana Injil
dari Padang. Pusat tambang emas Muara
Aman telah menjadi
perhatian para penjual buku. Di sana bekerja Lauw Djoe Djim yang datang dari
Padang
dan beberapa orang pegawai tambang emas itu telah menyucikan hari
Sabat sebagai hari ketujuh. Luther
Panjaitan membantu Lauw
mengadakan kebaktian kebangunan rohani di sana dan 6 orang dibaptis.
SUMATERA SELATAN MENJADI SATU
DAERAH
Pada Rapat Uni Malaysia tahun 1929 telah diterima rekomendasi
Rapat General Conference tertanggal 25
Desember 1928 di Springfield, Massachusetts untuk membagi dua Uni
Malaysia menjadi Uni Malaysia dan
Uni Hindia Belanda. Uni Malaysia berada di bawah pengawasan
Divisi Timur Jauh yang berkantor pusat di
Singapura. Dan Uni Hindia Belanda di bawah pengawasan Eropa
Tengah dan berkantor pusat di Bandung.
Pada Rapat Uni Hindia Belanda yang diadakan terpisah, langsung
pula menetapkan pembagian daerah pe-
Layanan Uni Hindia Belanda yang baru itu dan Sumatera Selatan
menjadi satu daerah yang baru. Ketua
Daerah yang baru diangkat Pdt S. Dittmar. Yang menjadi teritori
adalah Sumatera Selatan, Lampung (yang
tadinya berada di bawah
pengawasan Jawa Barat), Bengkulu,
Jambi, Bangka dan Belitung.
Urutan Pimpinan Daerah ini sejak diorganisasi tahun 1929 adalah
sebagai berikut :
Tahun Ketua Sekretaris Bendahara
1929 – 1933 Pdt S. Dittmar - -
1934 – 1935 Pdt K. Tilstra - -
1936 – 1938 Pdt Kolling - -
1938 – 1941 Pdt K. Mandias - -
1948 – 1952 Pdt K. Mandias - -
1952 – 1953 Pdt M. Siregar - -
1953 – 1954 Pdt SF. Sitompul - -
1955 Pdt UH. Manullang - -
1956 – 1961 Pdt S. Ritonga - -
1962 – 1966 Pdt S. Tamba Pdt T. Tambunan Pdt T. Tambunan
1967 – 1969 Pdt NG. Hutauruk M.
Sitompul M.
Sitompul
1970 – 1972 Pdt CG. Manurung M.
Sitompul M.
Sitompul
1973 – 1976 Pdt R. Tambunan M.
Sitompul M.
Sitompul
E.
Situmeang E.
Situmeang
JM.
Ritonga JM.
Ritonga
1977 – 1982 Pdt DP. Panjaitan E. Situmeang E.
Situmeang
Pdt Paulus Ngatino M. Sagala
1983 – 1990 Pdt SH. Simbolon M.
Doloksaribu M.
Doloksaribu
B.
Aritonang B.
Aritonang
1990 – 1993 Pdt AJ. Dompas Pdt LP. Simanjuntak S. Purba
BF.
Sihotang
1994 – 2000 Pdt LP. Simanjuntak Pdt SG.
Manik Pdt ER. Pasaribu
2001 – Sekarang Pdt LP.
Simanjuntak Pdt S. Tamba Pdt ER. Pasaribu
PEKERJA, KEANGGOTAAN DAN
JEMAAT
Berikut gambaran singkat perihal pekerja, keanggotaan dan jemaat
di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
di Indonesia DAERAH SUMATERA KAWASAN SELATAN (dalam tiga tahun
terakhir) :
KETERANGAN 1998 1999 2000
Pekerja Di Kantor Daerah 15 17 18
Gembala Jemaat 36 25 25
Pekerja Di Lembaga Pendidikan 16 11 10
Pekerja Di Lembaga Kesehatan 11 11 12
Pekerja di Penerbitan (Termasuk EL/Kolpolteur) 56 65 68
Jumlah Jemaat Yang
Diorganisasi 49 49 52
Jumlah Cabang Sekolah Sabat/Perkumpulan 31 21 22
Jumlah Anggota Jemaat 6169 6409 6442
Pertambahan Anggota Oleh Baptisan 288 240 214
Pertambahan Rata-rata Anggota Per-Jemaat 5,8 % 4,8
% 4,1 %
Perbandingan Anggota Dengan Penduduk 1 : 3132 1
: 3276 1: 6409